Cukup banyak perkebunan teh di Indonesia yang terkenal hingga ke
mancanegara. Bahkan ada yang termasuk perkebunan teh terluas nomer satu
di dunia dan tertinggi nomer dua di dunia.
Mayoritas dari kebun teh ini
terletak di Jawa Barat (Bogor, Sukabumi, Garut), Jawa Tengah (pegunungan
Dieng, Wonosobo, Temanggung, Pekalongan), Sumatera Utara (Pematang
Siantar), dan Sumatera Barat.
Beberapa nama perkebunan teh yang
cukup terkenal di Indonesia, antara lain
kebun teh Gunung Mas Puncak
(Bogor),
Cianten (Bogor),
Wonosari (Malang, Jawa Timur),
Malabar
(Boscha) (Bandung),
Pagilaran (Batang),
Jolotigo (Pekalongan),
PTPN VIII
Gede (Tanawattee) (Cianjur),
Gunung Dempo (Pagaralam),
Tambi
(Wonosobo),
Tanjung Sari (Wonosobo),
Kayoe Aro (Kerinci, Jambi),
dan
lain sebagainya. Kebun teh Kayoe Aro sendiri merupakan perkebunan teh
tertinggi kedua di dunia setelah kebun teh Darjeeling di Indonesia.
PERKEBUNAN TEH
Selasa, 12 Juni 2012
Sejarah Teh Di Indonesia
Tanaman teh diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1686 oleh seorang
ahli botanical sekaligus dokter dari Belanda bernama Andreas Cleyer di
perkebunan Batavia.
Sebenarnya negara Indonesia pernah berjaya sebagai salah satuprodusen teh terbesar di dunia, namun sayangnya, sekarang ini hasil produksi terus mengalami kemunduran.
Perkebunan teh (tea garden) di Indonesia banyak dibuka pada masa pemerintahan Hindia – Belanda, zaman Gubernur Jenderal Van De Bosch (1830 – 1870), sebagai bagian dari politik tanam paksa.
Pada mulanya, bibit teh yang ditanam berasal dari Cina, namun setelah datang bibit teh dari India (Assam) pada tahun 1872, maka banyak perkebunan teh yang memakai bibit teh Assam ini karena ternyata lebih cocok dengan iklim Indonesia.
Sebenarnya negara Indonesia pernah berjaya sebagai salah satuprodusen teh terbesar di dunia, namun sayangnya, sekarang ini hasil produksi terus mengalami kemunduran.
Perkebunan teh (tea garden) di Indonesia banyak dibuka pada masa pemerintahan Hindia – Belanda, zaman Gubernur Jenderal Van De Bosch (1830 – 1870), sebagai bagian dari politik tanam paksa.
Pada mulanya, bibit teh yang ditanam berasal dari Cina, namun setelah datang bibit teh dari India (Assam) pada tahun 1872, maka banyak perkebunan teh yang memakai bibit teh Assam ini karena ternyata lebih cocok dengan iklim Indonesia.
Manfaat Perkebunan Teh
dengan tumbuhan teh,
biasanya kebun teh ini banyak
di tanam di dataran tinggi. Selain itu
kebun teh juga
dapat sebagai wisata yang berupa kekayaan alam,
kebun teh
ini juga ada manfaatnya lhoo.....,
manfaatnya antara lain :
1. sebagai pemandangan atau panorama kekayaan alam
2. sebagai wisata
3. sebagai pengobatan seperti :
a) dapat menurunkan kolestrol
b)dapat mengobati sakit maag dsb.
kebun teh ini dapat juga mengurangi polusi yang ada di sekitarnya sperti polusi dari sepeda motor, asap
2. sebagai wisata
3. sebagai pengobatan seperti :
a) dapat menurunkan kolestrol
b)dapat mengobati sakit maag dsb.
kebun teh ini dapat juga mengurangi polusi yang ada di sekitarnya sperti polusi dari sepeda motor, asap
rokok, dll. selain itu
juga biasanya kebu teh ini juga didatangi oleh para turis yang dari
luar negeri lhoo......,
jadi kebun teh ini adalah salah satu kekayaan
indonesia yang biasanya tidak dimiliki oleh negara lain, maka
jangan
sekali kali kamu merusak kebun teh di mana pun dan kapan pun atau
apabila anda yang mengunjungi
blog saya, dan apabila mempunyai tanah
kosong janganlah dijual! karena kebun teh ini barasal dari lahan
yang
kosong kemudian dikelolah sehingga menjadi kebun teh, jadi lahan yang
kosong itu tanamilah berbagai
tumbuhan yang kemungkinannya banyak negara
lain yang tidak mempunyai tumbuhan itu.
Perkebunan Teh Tertua
Perkebunan Teh Maleber berdiri pada zaman penjajahan Belanda yaitu pada tahun 1817 Perkebunan ini merupakan Perkebunan pertama di Kabupaten Cianjur.
Sejak Perkebunan Teh ini dibangun terjadi beberapa kali pergantian pengelolaan perubahan nama yaitu :
-
Lan Bouw yang pada saat itu baru mempunyai luas lahan sebesar 45 Ha dan belum mempunyai pabrik.
-
Kontrak Wangun Sari pada tahun 1900, dengan luasan lahan 129 Ha namun tetap belum mempunyai pabrik sehingga hasilnya berupa pucuk basah diolah ditempat lain.
-
KONTRAK MALEBER pada tahun 1936 , saat itu mulai dibangun pabrik pengolahan yang terdiri dari 4 mesin giling (merk Jakson ) dan 2 mesin penggarangan (Merk SIROCO dan PARAGON), sehingga hasil produksi dapat diolah sendiri. Pendapatan pucuk basah rata rata sekitar 1 ( satu ) ton per hari dengan petikan halus.
-
Kurang lebih pada tahun 1950 PT.Tenggara membeli Perkebunan Teh Maleber dari pengusaha berkewarganegaraan Inggris dengan Hak Pengelolaan yaitu Hak Guna Usaha dengan pertambahan luas lahan menjadi 304 Ha.
-
Pada tahun 1967 Pengelolaan perkebunan dilakukan oleh pihak lain.
-
Tahun 1974 Pengelolaan Perkebunan dilakukan oleh PT.Sabina.
-
Pada tahun 1999 kembali lagi pengelolaan lahan oleh PT.Tenggara.
Langganan:
Postingan (Atom)